Melakukan olahraga atau latihan fisik yang salah bisa menjadi penyebab semakin parahnya kondisi saraf terjepit. Saraf terjepit adalah keadaan ketika ada bagian saraf keluar dan terekspos tulang dan otot. Saraf yang keluar ini dapat terjepit atau tertekan oleh otot dan tulang di dekatnya. Tekanan ini kemudian akan membuat saraf mengirimkan sinyal rasa sakit kepada otak. Apabila mengabaikannya, dapat terjadi infeksi dan luka lebih jauh.
Kondisi ini dapat terjadi karena usia dan juga olahraga/latihan fisik berat yang membebani bagian tubuh tertentu seperti pundak, pinggang, dan kaki. Beberapa latihan fisik ringan juga dapat menyebabkan saraf terjepit apabila tidak melakukan pemanasan atau posisi anggota tubuh yang tidak tepat.
Lalu, latihan fisik atau olahraga seperti apa yang sekiranya cukup aman untuk saraf terjepit?
Latihan Fisik yang Aman untuk Saraf Terjepit
Latihan fisik atau berolahraga berat saat mengalami saraf kejepit sedang ’kambuh’ memang tidak disarankan. Pasalnya, kondisi ini bisa menyebabkan otot tubuh bagian atas melemah, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas berat. Bila memaksakannya, khawatir bisa memperburuk kondisi saraf terjepit.
Kendati demikian, penderita saraf kejepit tidak boleh berdiam diri sepenuhnya yang akan membuat tubuh menjadi pasif dan kaku otot. Penderita saraf terjepit masih bisa melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki, peregangan otot dan Yoga . Namun, sebelum mencoba gerakan peregangan, sebaiknya lakukan konsultasi lebih dulu dengan dokter.
Baca Juga: Yoga Untuk Atasi Sakit Punggung, Bisakah?
Yoga memiliki efek melemaskan dan merenggangkan otot, di saat yang sama juga memperkuat ketahanan dan kelenturan otot. Gerakan yang tepat, selain mengurangi rasa sakit juga dapat memperbaiki posisi saraf, seperti:
- Gluten Bridge
- Knee to Chest Stretch
- Pelvic Tilt
- Belly to Spine
- Chin Tucks
- Leg Lift
Latihan Fisik yang Perlu Dihindari
Salah memilih jenis olahraga yang penderita syaraf kejepit lakukan, dapat memperburuk kondisi. Berikut beberapa gerakan olahraga yang perlu fihindari:
- Mengangkat beban berat.
- Sit-up
- Straight Leg Raises
- Squats
- Standing Hamstring Stretch
- Leg Press
- Bersepeda
Jenis olahraga tersebut menekankan beban pada bagian punggung bawah, salah satu area umum terjadinya saraf terjepit. Otot pada bagian punggung menjadi tegang dan kaku sehingga meningkatkan resiko bergesekan dengan saraf.
Saraf Terjepit, Kapan Perlu Menemui Dokter?
Selain melakukan latihan perenggangan, pemanasan untuk membuat otot menjadi rileks, Anda juga dapat meminum obat pereda nyeri dan juga secara berkala menggunakan kompres hangat dan dingin bergantian pada area yang sakit. Jangan lupa untuk istirahat yang cukup dengan posisi yang nyaman. Saraf terjepit akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari.
Datanglah ke dokter dan konsultasikan pengobatan yang tepat apabila rasa nyeri karena saraf terjepit setelah latihan fisik tak juga mereda. Dokter akan menyarankan metode non bedah, seperti:
- Interventional Pain Management (IPM)
Salah satu metode non bedah modern untuk mengurangi frekuensi dan intensitas rasa nyeri.
- Radiofrekuensi Ablasi (RFA)
Mengalirkan aliran listrik oleh gelombang radio untuk memanaskan bagian saraf tertentu agar tidak bisa mengirimkan sinyal nyeri.
- Microwave Diathermy (MWD)
Memanaskan area tertentu menggunakan energi elektromaknetik untuk memperlebar dan melancarkan pembuluh darah, memperbaiki jaringan yang rusak, serta mengurangi rasa nyeri.
Baca Juga: Terapi Alternatif Saraf Terjepit Gagal, Akhirnya Sembuh dengan Endoscopy