Cedera sum-sum tulang belakang atau spinal cord injury merujuk pada kerusakan pada area sum-sum tulang belakang akibat adanya trauma misalnya, akibat kecelakaan atau kanker. Penyakit ini termasuk ke dalam penyakit yang membahayakan penderitanya. Ini terjadi karena, kerusakan pada sum-sum tulang belakang tak hanya dapat merusak tulang di area tersebut, akan tetapi juga bisa merusak saraf-saraf di area sum-sum tulang belakang. Mengutip dari jurnal kesehatan John Hopkins Medicine (2020) menyebutkan bahwa kumpulan saraf di area tersebut membawa pesan ke otak dan seluruh tubuh. Sehingga, cedera ini bisa menimbulkan kelumpuhan pada penderitanya. Namun, bisakah menimbulkan kematian pada penderitanya?
Tipe/jenisnya
Sebagian besar cedera sum-sum tulang belakang ini terjadi akibat adanya trauma pada bagian belakang punggung. Biasanya, penyebabnya adalah akibat kecelakaan, terjatuh, luka tembak, cedera olahraga, hingga komplikasi bedah. Mengutip dari jurnal kesehatan Shepherd Center (2021) menyebutkan bahwa ada dua jenis/tipe pada cedera jenis ini di antaranya:
-
Complete
Cedera jenis complete biasanya menyebabkan kerusakan permanen pada area yang terpengaruh. Selain itu, cedera complete juga ditandai dengan kehilangan semua fungsi sensorik dan motorik di bagian bawah tubuh pada terjadinya trauma.
-
Incomplete
Sedangkan pada cedera incomplete artinya kerusakan hanya terjadi pada sebagian area sum-sum tulang belakang. Sehingga, kemampuan saraf untuk menyampaikan pesan ke otak tidak sepenuhnya hilang. Penderita cedera jenis ini umumnya masih bisa bergerak hingga masih bisa merasakan pada area yang terkena cedera.
Dampak terjadinya spinal cord injury pada tubuh
Biasanya, otak menyampaikan pesan melalui saraf di area sum-sum tulang belakang, sehingga seseorang mampu menggerakan anggota tubuh. Ketika area tersebut mengalami cedera/kerusakan, maka pesan dari otak tidak bisa tersampaikan. Sehingga menghambat aktivitas gerak penderitanya, bahkan menyebabkan kelumpuhan. Mengutip dari jurnal kesehatan University of Iowa Hospitals and Clinics (2021) menyebutkan bahwa ada 16 dampak buruk yang dapat terjadi pada tubuh penderita spinal cord injury, di antaranya:
- Hilangnya refleks pada area bawah yang terkena cedera
- Terganggunya sistem pernapasan
- Denyut jantung rendah dan menyebabkan tekanan darah rendah
- Gangguan pada kandung kemih hingga gangguan usus
- Kecemasan berlebih
- Setelah cedera terjadi, biasanya akan menyebabkan lambung dan usus akan berhenti bekerja dalam waktu yang singkat. Ini, akan menimbulkan gejala asam lambung atau GERD
- Menyebabkan lapisan kulit menjadi sensitif, ini akibat dari tubuh tidak mampu memperingatkan bahaya pada kulit akibat mati rasa dan ketidakmampuan gerak pada penderita cedera jenis ini.
- Penderitanya juga biasanya merasakan sakit, kejang, akibat dari kalsium yang menumpuk di otot/sendi saat cedera ini terjadi.
- Menyebabkan nyeri akut dan kronis pada penderitanya.
- Memengaruhi otak, sehingga menyebabkan penderitanya kesulitan berkonsentrasi, berkomunikasi, hingga perubahan pada kepribadian penderitanya.
- Kehilangan seksualitas/sensasi pada area genital/alat kelamin.
Baca juga: Manfaat Terapi Manuthera Untuk Pasien Obesitas
Dapatkah menyebabkan kematian?
Mengutip dari Johns Hopkins Medicine (2021) menyatakan bahwa cedera sum-sum tulang belakang atau spinal cord injury adalah penyebab umum pada kecacatan permanen dan kematian pada anak dan orang dewasa. Jadi, spinal cord injury ini bisa menyebabkan kematian pada penderitanya, karena bukan saja area tulang belakang yang terpengaruh, akan tetapi cedera ini hampir dapat memberikan dampak buruk pada semua aspek orang tubuh penderitanya. Namun, bukan tidak mungkin penderita cedera ini dapat sembuh. Dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, penderita cedera ini dapat sembuh.
Salah satu perawatan yang dapat penderita spinal cord injury untuk mendapatkan kesembuhan dan mendapatkan fungsi motorik kembali adalah dengan melakukan fisioterapi. Klinik Lamina Rehab menyediakan fasilitas fisioterapi dengan harga terjangkau, alat teknologi modern, dan pembimbing/fisiterapis professional dan berpengalaman.
Baca juga: Waspada, Gejala Saraf Kejepit Bisa Berbahaya!