Logo Klinik Lamina Pain and Spine Center
penyebab saraf kejepit

Hati-hati, 7 Kebiasaan Ini Bisa Menjadi Penyebab Saraf Kejepit!

Baru-baru ini, artis Raffi Ahmad terkena saraf kejepit karena sering melakukan kebiasaan yang salah. Penyebab saraf kejepit seringkali tidak kita sadari muncul dari kebiasaan sehari-hari yang kita lakukan. Seperti Raffi Ahmad yang mendadak merasakan sakit hebat di bagian pinggangnya saat menggendong Rafathar, sang buah hati. Raffi akhirnya dilarikan ke klinik Lamina Pain and Spine Center untuk melakukan serangkaian pemeriksaan dan tindakan untuk mengatasi saraf kejepitnya.

Saraf kejepit atau herniated disc adalah suatu kondisi yang terjadi ketika salah satu bantalan menekan bagian tulang belakang. Gejalanya bisa berupa rasa sakit atau nyeri sendi yang muncul di berbagai bagian tubuh dan bahkan dapat menyebabkan kebas atau kesemutan di sebagian anggota tubuh. Kondisi ini bisa terjadi di area pinggang, pergelangan tangan, dan yang sering terjadi yaitu di tulang belakang leher.

Nukleus atau inti sel yang menonjol keluar dapat mengiritasi saraf-saraf di sekitarnya dan menimbulkan rasa sakit. Hal ini juga karena gerakan berulang yang Anda lakukan sehingga menyebabkan keausan anggota tubuh tertentu. Keausan akibat degenerasi cakram inilah yang menimbulkan saraf kejepit. Oleh karena itu, cakram menjadi kurang fleksibel dan rentan robek ketika terdapat tekanan yang berlebih.

Lalu, apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan saraf kejepit? Berikut penjelasannya.

Kebiasaan yang Menjadi Penyebab Saraf Kejepit

kebiasaan penyebab saraf kejepit

Ada sejumlah kebiasaan penyebab saraf kejepit yang sering kita lakukan setiap harinya. Umumnya, hal ini berkaitan dengan pola hidup dan postur tubuh yang tidak tepat.

  1. Mengangkat beban berat

Aktivitas ini memberikan tekanan atau tumpuan berlebih pada tulang belakang sehingga bisa meningkatkan risiko saraf kejepit.

  1. Sering menunduk terlalu lama

Bermain smartphone atau melihat laptop sambil menunduk terlalu lama membuat leher tertekuk dan ikut bergesernya tulang belakang.

  1. Mendorong beban yang terlalu berat

Hindari mendorong beban berat karena akan membuat anggota tubuh bertumpu di tulang belakang. Hal ini akan membuat bantalan menekan tulang belakang sehingga berisiko terkena saraf kejepit.

  1. Duduk dengan postur membungkuk

Duduk terlalu lama dengan postur membungkuk sangat tidak baik untuk kesehatan tulang belakang. Jika posisi Anda sering miring ke kiri atau ke kanan juga dapat membuat tulang belakang rawan mengalami pergeseran.

  1. Pola makan berlebihan

Makan berlebihan dapat menyebabkan Anda kegemukan atau obesitas. Berat badan yang berlebih ini dapat memberikan tekanan ekstra apda cakram di bagian tulang belakang sehingga Anda rentan terkena saraf kejepit.

  1. Aktivitas olahraga yang rentan cedera tubuh

Olahraga yang terlalu berat seperti angkat beban maupun dengan gerakan memutar yang berlebihan dapat menyebabkan cedera tulang belakang.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut memang sebaiknya Anda hindari agar sistem saraf bisa bekerja secara optimal dan tubuh tetap sehat. Namun, jika Anda terkena saraf kejepit maka harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagaimana Menangani Saraf Kejepit?

 Ada beberapa cara untuk mengobati saraf kejepit. Jika kondisinya sudah cukup parah maka dokter umumnya akan melakukan operasi. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kini metode penyembuhan saraf kejepit bisa dilakukan tanpa harus melakukan operasi besar.

Lamina Pain and Spine Center memiliki dokter spesialis bedah saraf yang handal dan profesional dalam menangani saraf kejepit dan masalah tulang belakang lainnya. Di Lamina, dokter menggunakan teknik bedah minimal invasive dengan metode endoskopi. Endoskopi dapat meminimalisir risiko cedera maupun komplikasi. Dengan hanya menggunakan bius lokal, pasien bisa langsung pulang tanpa perlu rawat inap.

Untuk kasus saraf kejepit di bagian pinggang menggunakan metode endoskopi Percutaneous Lumbar Disectomy (PELD) dan Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression (PSLD). Kedua tindakan ini tidak memerlukan operasi besar namun hanya dengan sayatan kecil sebesar 7 mm atau kurang dari 1 cm. Alat-alatnya sendiri terdiri dari kamera, selongsong serta penjepit yang dapat menjangkau hingga ke dalam area yang kaya dengan saraf di bagian tulang belakang.

Keunggulan PSLD Teknologi Joimax dari Jerman

Keunggulan lain dari teknologi Joimax PSLD ini yaitu di antaranya:

  • Lebih aman. Dokter dapat melihat secara jelas saraf kejepit yang ada di tulang belakang dengan bantuan alat kamera endoskopi
  • Durasi tindakan lebih cepat sekitar 30-45 menit
  • Tindakan minimal invasif dengan risiko kecil terjadi banyak cedera otot dan pendarahan
  • Proses pemulihan lebih cepat
  • Pasien bisa langsung beraktivitas pasca tindakan
  • Tingkat keberhasilan tindakan mencapai hingga 93%

Selalu ingat untuk tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk kesehatan Anda setiap harinya. Jangan lupa juga untuk tetap berolahraga, sesuai kemampuan tubuh. Sebab, hal ini agar Anda terhindar dari cedera dan nyeri yang bisa mengakibatkan saraf kejepit. Jika merasakan gejala saraf kejepit, segera berkonsultasi dengan dokter di Lamina Pain and Spine Center. Dengan teknologi terkini, saraf kejepit bisa sembuh tanpa harus rawat inap dan Anda bisa kembali beraktivitas seperti biasa!

Baca juga: Pengobatan Selain Operasi Untuk Mengatasi Saraf Kejepit

 

 

 

 

 

Artikel Terkait