Manfaat jalan kaki sangat banyak untuk kesehatan. Salah satunya adalah untuk mencegah hingga mengatasi osteoporosis. Osteoporosis merupakan kondisi terjadinya peroposan pada tulang yang menyebabkan kekuatan tulang menjadi melemah. Kondisi ini rentan di alami oleh lansia, hingga penyitas obesitas.
Manfaat jalan kaki untuk osteoporosis
Kondisi osteoporosis dapat terjadi ketika tulang kekurangan mineral dan kalsium sehingga tulang menjadi lemah dan cepat keropos. Jika osteoporosis memburuk dan dibiarkan saja. Maka, penderitanya akan mudah mengalami patah tulang. Patah tulang pada beberapa bagian sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan pada penderitanya. Agar hal ini tidak terjadi, ada beberapa hal yang bisa penderita lakukan untuk memperkuat tulang, salah satunya adalah konsumsi makanan bergizi, dan berolahraga yaitu berjalan kaki.
Mengapa jalan kaki?
Bagi penderita osteoporosis, sebaiknya menghindari gerakan atau olahraga yang terlalu berat, hal ini karena tulang yang mengalami osteoporosis sangat rapuh. Sehingga, cedera sedikit saja akan menimbulkan patah atau kerusakan tulang. Untuk menghindari hal ini, alternatif yang baik untuk berolahraga dan memperkuat tulang adalah dengan berjalan kaki. Ada beberapa manfaat berjalan kaki yang bisa penderita osteoporosis dapatkan jika melakukannya dengan rutin, seperti:
– Membantu meningkatkan kekuatan tulang agar tidak mudah rapuh.
– Meningkatkan mineral pada tulang, terutama di bagian leher juga pinggul femoralis.
– Mengurangi obesitas. Obesitas merupakan masalah yang harus di hindari oleh penderita osteoporosis.
– Meningkatkan metabolisme dalam tubuh.
– Mengurangi stres.
Selain itu, ada banyak lagi manfaat yang bisa penderita osteoporosis dapatkan jika melakukan olahraga berjalan kaki dengan rutin. Hal ini penting dilakukan agar mencegah osteoporosis komplikasi yang membahayakan.
Baca juga: Terapi Ini Dapat Menuntaskan Masalah Sakit Tulang Belakang!
Bahaya komplikasi osteoporosis
Masalah osteoporosis umumnya menyerang pada lansia, terutama wanita berumur 50 tahun ke atas. Pada umur tersebut, tubuh menjadi rentan terkena berbagai macam penyakit. Apalagi jika menderita masalah osteoporosis, ada beberapa penyakit yang bisa timbul akibat osteoporosis seperti:
– Mengalami patah tulang
Patah tulang merupakan bahaya yang paling banyak penderita osteoporosis, patah tulang bisa terjadi di beberapa bagian yang mengalami cedera atau kelecakaan. Terutama pada bagian tulang belakang dan pinggul, yang paling rentan mengalami kecelakaan.
– Osteoarthritis
Gangguan tulang akibat osteoporosis juga bisa menimbulkan peradangan pada sendi atau yang di sebut dengan osteoarthritis. Kondisi ini akan menyebabkan nyeri luar biasa, terutama di daerah bagian leher, pinggul, dan lutut. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan kekakuan pada otot-otot di sekitarnya yang dapat menghambat aktivitas.
– Permasalahan jantung koroner
Penyakit ini timbul akibat adanya penumpukan lemak di arteri atau pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke jantung menjadi tersumbat dan menyempit. Penyakit ini juga dapat terjadi pada penderita osteoporosis, ketika tulang mengeropos, maka kadar kalsium meningkat di dalam darah. Hal ini dapat memicu penumpukan lemak pada arteri.
Pengobatan di klinik Lamina
Penyakit yang dapat timbul akibat osteoporosis sangatlah berbahaya, dari kelumpuhan akibat patah tulang, hingga penyakit jantung. Nah, oleh sebab selain berjalan kaki, segeralah melakukan pengobatan jika Anda sudah mengalami osteoporosis. Salah satu pengobatan medis yang bisa anda lakukan adalah dengan fisioterapi di Klinik Lamina. Fisioterapi pada pasien lansia yang terkena osteoporosis biasanya akan melakukan beberapa terapi, seperti terapi hormonal, terapi penambahan kalsium, hingga terapi fisik untuk memperkuat tulang-tulang agar menghindari komplikasi penyakit yang akan timbul akibat osteoporosis.
Untuk melakukan fisioterapi pada osteoporosis di Klinik Lamina, Anda bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan datang ke klinik Lamina langsung atau melalui layanan konsultasi online!
Baca juga: Punggung Belakang Nyeri, Benarkah Tanda dari Skoliosis?