JAKARTA — Kyphoplasty dan vertebroplasti adalah prosedur yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah osteoporosis pada tulang belakang.
Seperti kita ketahui bersama, osteoporosis ternyata bukan masalah kesehatan khas mereka yang berusia lanjut. “Saat ini sudah banyak bergeser ke usia muda. Apalagi untuk perempuan yang sudah menopause,” kata dr. Ibnu Benhadi SpBS, spesialis bedah saraf dari Lamina Pain and Spine Center RS. Bunda Menteng, Jakarta.
“Patah tulang belakang akibat osteoporosis dapat menyebabkan nyeri pinggang yang membuat penderitanya sulit berdiri, jalan, duduk atau mangangkat suatu benda. Gejala lain yang dapat ditimbulkan pada patah tulang belakang adalah berkurangnya berat badan penderita,” ujar Dr. Ibnu.
Oleh karena beberapa sebab, misalnya kanker tulang, tulang bisa mengalami keretakan dan pengeroposan. Akibatnya tulang akan saling bergesekan, atau dalam kasus tulang belakang bisa menonjol dan menekan saraf tulang belakang. Ini yang menyebabkan nyeri tak tertahankan bagi pengidapnya.
Untuk itu dokter biasanya menggunakan campuran tulang yang patah atau keropos, memasukkan balon dalam tulang yang retak dan kemudian mengisinya dengan semen khusus medis (kyphoplasty).
“Kyphoplasty dilakukan menggunakan anastesi lokal atau umum. Tindakan bedah minimal ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit,” kata Dr Ibnu.
Memahami Kyphoplasty
Kyphoplasty tergolong prosedur yang minimal invasif dengan sayatan sangat kecil. Karenanya diharapkan pasien bisa pulih lebih cepat.
Tindakan ini seperti disebutkan sebelumnya khusus untuk menangani nyeri punggung akibat fraktur kompresi vertebral, pada tulang belakang.
Jadi ketika terjadi fraktur atau retakan, bentuk ideal tulang belakang jadi berubah karena ada kompresi atau tekanan di beberapa bagian.
Retaknya tulang bisa juga salah satunya terjadi karena osteoporosis. Osteoporosis adalah hilangnya kepadatan tulang, massa dan kekuatannya sehingga tulang mudah retak dan bahkan patah. Rentannya tulang ini bisa jadi juga akibat kanker.
Dengan panduan dari fluoroscopy dan layar komputer, dokter akan menyuntikkan campuran semen, ke tulang yang keropos dengan jarum khusus. Sebelumnya sebuah materi seperti balon dimasukkan dulu ke bagian tulang yang mengalami fraktur dengan jarus khusus untuk menciptakan ruang atau rongga. Semen akan diinjeksikan ke rongga tersebut.
Kondisi Medis Yang Direkomendasikan Untuk Tindakan Kyphoplasty
Biasanya kyphoplasty akan direkomendasikan setelah pengobatan dan tindakan lain, tirah baring, penggunakan korset tidak lagi efektif sebagai solusi nyeri. Namun pada beberapa kasus lain, tindakan medis ini juga di sarankan diantaranya;
- Pasien berusia lanjut yang mungkin langsung terserang kerapuhan tulang begitu terserang tumor ganas (malignant).
- Terserang osteoporosis karena lama menggunakan obat berbasis steroid.
- Pasien osteoporosis yang mengalami kelainan metabolisme.
- Untuk penanganan yang lebih kemungkinannya sukses kyphoplasty dan vertebroplasti harus selesai dilakukan 8 minggu setelah terjadi fraktur yang akut.
Ada beberapa pemeriksaan pendukung sebelum tindakan:
- Pemeriksaan diagnostkc imaging
- Tes darah
- Tes fisik
- X-Ray
- Pemindaian tulang dengan radioisotop
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Computed tomography (CT)
Sebelum tindakan dilakukan Anda mungkin akan diberikan obat penguat tulang dulu oleh dokter dan tim medis.
Persiapan prosedur harus maksimal, karenanya pasien harus menjelaskan secara rinci kondisi kesehatannya, termasuk jika ada kemungkinan kehamilan, penyakit penyerta, alergi dan pengobatan lain yang sedang Anda jalani.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menghentikan beberapa obat seperti aspirin, antiperadangan nonsteroidal, pengencer darah beberapa hari sebelum tindakan.
Puasa beberapa jam sebelum tindakan mungkin juga diperlukan. Minum obat yang dianjurkan juga mungkin cukup dengan beberapa teguk air saja.
Prosedur Medis Kyphoplasty
Setelah pembiusan lokal dilakukan, dokter akan melakukan kyphoplasty dengan menggunakan semen ortopedik dengan komposisi yang disebut polymethylmethacrylate (PMMA).
Secara fisik semen untuk tindakan medis ini seperti pasta gigi, namun akan langsung mengeras begitu ditempatkan di dalam tubuh setidaknya dalam waktu 20 menit.
Prosedur ini biasanya juga bisa dilakukan untuk pasien rawat jalan sehingga tak memerlukan rawat inap.
Dokter spesialis radiologi intervensional, neuroradiologi, atau ahli bedah saraf akan melakukan semuanya dengan injeksi dipandu pandangan dari bagian dalam tubuh yang akan tampak di layar monitor. Posisi tubuh pasien adalah dengan menelungkup.
Baca juga : Endoskopi PELD
Prosedurnya biasanya berlansung selama satu jam, tapi bisa lebih lama jika dilakukan di beberapa area tulang sekaligus.
Di Lamina Pain and Spine Center, ada yang kompeten melakukan tindakan ini. Tindakan kyphoplasty bisa dilakukan di Klinik Lamina RS. Bunda Menteng dan Klinik Lamina RS. Meilia Cibubur.
Untuk informasi awal atau lebih lanjut, Anda bisa menghubungi konsultasi gratis via WhatsApp ke nomor yeng tersedia di halaman ini.
Yang Dianjurkan Pada Pasien Pasca Tindakan
Satu jam usai tindakan setidaknya pasien bisa langsung berjalan. Anda tidak disarankan langsung pulang dengan membawa kendaraan sendiri. Anda masih diperbolehkan pulang jika ada yang mengantar, jika tidak, pasien sebaiknya menginap sejenak di hotel terdekat.
Secara bertahap pasien di minta untuk meningkatkan aktivitas sembari tetap mengonsumsi obat. Di rumah dianjurkan beraktivitas seperti biasa meski beberapa aktivitas seperti angkat beban berat harus dihindari minimal selama enam minggu.
Obat antinyeri biasanya dibutuhkan pada beberapa pasien, setidaknya untuk dua hari. Sementara nyeri akibat tindakan biasanya akan hilang dalam 2-3 hari. Ras nyeri biasanya muncul di lokasi jarum dimasukkan. Anda juga bisa menggunakan kompres dingin untuk meredakannya selama 15 menit.
Kunjungan konsultasi untuk kontrol akan diperlukan untuk meyakinkan bahwa tindakan sudah sukses.
Keunggulan
Ada banyak keuntungan tindakan ini:
- Meningkatkan fungsi tubuh pasien untuk kembali ke aktivitas normal harian tanpa perlu terapi fisik dan rehabilitasi. Setidaknya ini terjadi pada 75 persen pasien.
- Beberapa pasien bisa langsung merasakan hilangnya rasa nyeri dalam beberapa hari pasca tindakan.
- Ketika pasien bisa kembali beraktivitas dan tak lagi perlu terus tirah baring, risiko mengalami pneumonia atau radang paru juga makin rendah.
- Dengan meningkatnya mobilitas, otot pasien juga jadi lebih kuat.
- Tak hanya aman dan efektif prosedur kifoplasti juga hanya membutuhkan sayatan kecil. Lebih baik untuk aspek estetiknya lebih kecil pula risiko infeksi. (***)