Logo Klinik Lamina Pain and Spine Center
leher kaku saat bangun tidur

Leher Kaku Saat Bangun Tidur, Waspada Saraf Kejepit!

Sering merasa leher kaku saat bangun tidur? Nah, ada baiknya tidak membiarkan kondisi ini karena bisa mengganggu aktivitas sepanjang hari mulai dari bangun tidur. Kondisi ini dapat membuat Anda merasa kesulitan menggerakkan leher atau kepala, seperti menengok, menunduk, atau menggelengkan kepala. Yang juga harus diwaspadai yaitu timbulnya rasa nyeri hebat dan menjalar ternyata bisa menjadi gejala saraf kejepit. Saraf kejepit yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan hingga lumpuhnya anggota tubuh. Untuk mengetahui lebih lanjut, baca ulasan selengkapnya di sini.

Apa yang Menyebabkan Leher Kaku? 

Beberapa hal bisa menyebabkan leher terasa kaku terutama saat bangun tidur, antara lain: 

  • Posisi tidur yang salah
  • Penggunaan bantal yang terlalu tinggi atau terlalu keras
  • Otot leher yang tegang 
  • Penyakit tertentu, seperti osteoarthritis leher 
  • Gangguan pada saraf yaitu saraf kejepit
  • Kelainan tulang belakang, seperti skoliosis dan kifosis

Leher Kaku Tanda Saraf Kejepit

Kondisi leher kaku setelah seharian beraktivitas atau ketika bangun tidur dapat menimbulkan rasa nyeri yang bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya. Rasa sakit ini muncul dari area leher dan mulai meluas ke bahu, lengan, sampai pergelangan tangan. 

Selain nyeri menjalar, berikut gejala umum lainnya yang sering menyertai, seperti: 

  • Mati rasa atau kebas pada leher dan lengan
  • Kesemutan yang sering muncul dan berkepanjangan
  • Sakit kepala 
  • Rasa kaku pada leher, bahu dan lengan
  • Kesulitan menggerakkan leher dan kepala

Mengabaikan semua gejala tersebut dapat menyebabkan kerusakan saraf yang parah bahkan kelumpuhan. Anda mungkin saja tidak bisa lagi menggerakkan anggota tubuh yang terkena seperti tidak bisa berdiri ataupun berjalan. Melakukan aktivitas tertentu pun dapat menimbulkan nyeri hebat dan tak tertahankan. 

Baca juga: Leher Kaku Jadi Gejala Penyakit Serius

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengatasi Kondisi Ini? 

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah. Misalnya beristirahat cukup, menghindari aktivitas berat, kompres air dingin atau hangat, dan minum obat pereda nyeri. Namun, ada kalanya pengobatan ini tidak efektif menyembuhkan leher kaku apalagi yang sudah terindikasi dengan saraf kejepit. Oleh karena itu, cara terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan dini. 

Menyembuhkan Saraf Kejepit Leher dengan CESSYS Joimax

Pengobatan berteknologi tinggi endoskopi CESSYS Joimax sangat ampuh dalam mengatasi saraf kejepit leher. Joimax berasal dari Jerman sebagai tindakan minimal invasif tanpa harus melakukan operasi bedah terbuka. Prosedurnya bisa dilakukan pada area leher anterior (depan) atau posterior (belakang) tergantung dari lokasi saraf yang terjepit. 

CESSYS bekerja dengan memasukkan alat dekompresi melalui satu sayatan kecil pada leher untuk menargetkan pada bantalan tulang yang menonjol. Alat dekompresi yang memiliki kamera khusus akan tersambung dengan layar monitor HD agar dokter dapat melihat dengan jelas kondisi dan posisi tepatnya saraf yang terjepit. 

Dengan CESSYS, rasa nyeri langsung hilang, prosesnya cepat, tanpa rawat inap, dan Anda bisa langsung pulang untuk beraktivitas kembali. 

Tingkat keberhasilan prosedur minimal invasif ini yaitu mencapai hingga 95%, sehingga Anda tak perlu ragu lagi untuk melakukan pengobatan saraf kejepit leher dengan CESSYS. 

Jika saraf kejepit tak membaik, langsung saja periksakan diri ke Lamina Pain and Spine Center. Salah satu dokter terbaik kami yaitu dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, akan melakukan pemeriksaan guna mengetahui gejala saraf kejepit yang Anda alami. Dokter juga akan melakukan penanganan yang tepat untuk menyembuhkan saraf kejepit.

Mau tahu lebih lanjut seperti apa endoskopi CESSYS Joimax? Yuk, langsung aja hubungi kami di nomor 021-7919-6999 atau chat via whatsapp ke 0811-1443-599.

Semoga Anda sehat selalu ya!

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Faisal, M.Ked (Neurosurg), Sp.BS

Artikel Terkait