MRI Magnetic Resonance Imaging atau pencitraan resonasi magentik merupakan tindakan pemeriksaan medis yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang radio pada komputer untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan tubuh manusia secara detail. Alat pencitraan ini biasanya berukuran besar, berbentuk seperti sebuah tabung. Saat melakukan pemeriksaan, tubuh pasien akan dibaringkan di mesin MRI. Sementara itu, mesin MRI akan memancarkan sinyal radiofrekuensi untuk melepaskan sinyal yang di tangkap melalui sinyal komputer. Sehingga munculah bentuk radiograf yang menggambarkan bagian tubuh pasien tersebut. MRI ini banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan sebelum tindakan. Salah satunya adalah tindakan saraf kejepit.
Saraf kejepit
Herniated Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan kondisi tertekannya saraf-saraf bantalan tulang belakang yang disebabkan oleh gerakan yang berulang-ulang atau masalah suatu kondisi tertentu. HNP ini merupakan masalah yang umum terjadi pada siapapun, dan biasanya terjadi di daerah leher, punggung tengah, hingga punggung bawah. Selain itu, saraf kejepit juga bisa terjadi di daerah siku atau pergelangan tangan yang terkenal dengan nama Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Selain itu, HNP ini juga tak hanya membuat penderitanya mengalami nyeri, kaku, hingga kesemutan di daerah saraf yang terjepit, namun juga dapat memengaruhi tubuh seperti:
- HNP yang terjadi di leher biasanya menyebabkan daerah sekitar leher menjadi kaku, merasakan sakit hingga mati rasa yang dapat menyebar bahu dan lengan.
- Saraf lumbal yang terjepit di punggung bawah dapat menyebabkan rasa sakit di punggung, pinggul, bokong bahkan menyebar hingga kaki.
Baca juga: Jenis Jenis Nyeri Itu Apa Saja dan Apa Artinya?
Tindakan saraf kejepit
Saraf kejepit biasanya akan membaik dengan sendirinya jika kamu menerapkan hidup yang sehat. Namun, jika gejala nyeri tidak hilang selama beberapa minggu, artinya Anda perlu memeriksakan diri ke dokter ahli. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaaan, jika saraf kejepit tergolong ringan maka biasanya dokter hanya memberikan obat-obatan atau terapi fisik. Namun, jika saraf kejepit tergolong parah dan mengganggu aktivitas pada penderitanya maka bukan tidak mungkin operasi akan di terapkan. Namun, karena kemajuan teknologi, kini tindakan saraf kejepit tidak harus menggunakan operasi besar.
Ada beberapa tindakan stitch less surgery (minim jahitan) untuk obati saraf kejepit salah satunya adalah tindakan PELD melalui endoskopi, alat mini yang masuk ke dalam tubuh untuk memperbaiki saraf yang terjepit. Teknologi ini tergolong cepat, risiko kambuh kecil, dan tida picu infeksi. Namun, sebelum melakukan tindakan untuk nyeri tulang belakang, biasanya pasien akan melakukan pemeriksaan menggunakan MRI.
Pentingnya MRI sebelum tindakan
MRI sangat penting pasien lakukan untuk mengetahui secara pasti lokasi saraf yang terjepit di dalam tubuh pasien secara akurat. Untuk itu, tes MRI merupakan tes waajib bagi pasien yang ingin melakukan tindakan operasi maupun sticthless surgery pada pasien saraf terjepit untuk meningkatkan prosedur tindakan hingga lebih cepat menyembuhkan.
Tips sebelum melakukan MRI
Ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan sebelum melakukan tes MRI, karena suara yang teradapat pada alat tersebut sangat bising dan beberapa pasien mungkin akan merasa tidak nyaman selama pemeriksaan. Sebaiknya, lakukan hal ini sebelum test MRI:
- Konsultasi dengan dokter jika anda memiliki tato. Untuk menghindari risiko kulit yang terbakar saat melakukan MRI.
- Tes bisa memakan waktu hingga 90 menit. Untuk itu, siapkan diri untuk pergi ke toilet sebelum melakukan tes MRI.
- Tidak menggunakan make up, karena beberapa bahan kandungan pada make up bisa menimbulkan reaksi pada cahaya dari alat MRI.
- Tetap tenang. Cahaya pada alat MRI terkadang dapat membuat beberapa pasien cemas. Untuk itu, tetaplah tenang dan gunakanlah penutup mata pada saat tes dilakukan.
Itulah beberapa tips sebelum melakukan MRI untuk tindakan saraf kejepit. Untuk melakukan konsultasi, tes, hingga tindakan, Anda bisa datang langsung ke Klinik Lamina Pain and Spine Center, atau juga bisa menggunakan layanan konsultasi online.