Bell’s palsy adalah kelumpuhan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah. Gejala bell’s palsy dapat bersifat ringan dan tidak berbahaya, akan tetapi jika gejalanya berat harus ditangani segera agar tidak berakibat pada kelemahan wajah permanen. Biasanya, kondisi tersebut membuat perubahan bentuk pada satu sisi wajah yang terlihat seperti melorot sebelah. Hal ini tentu cukup mengganggu rutinitas sehari-hari Anda, seperti saat minum, menyikat gigi atau berkumur.
Penyebab Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah kondisi yang terjadi karena terganggunya saraf wajah (saraf fasialis atau saraf ketujuh) akibat adanya peradangan pada saraf yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah.
Bell’s palsy bisa terjadi pada siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada ibu hamil, pengidap diabetes, ataupun penderita infeksi saluran pernafasan atas.
Sampai saat ini penyebabnya memang belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada beberapa hal yang mungkin dapat memicu kelumpuhan pada wajah tersebut, antara lain:
- Peradangan akibat infeksi virus herpes simpleks, herpes zoster, atau campak jerman (rubella)
- Kelumpuhan wajah turunan. Biasanya terjadi pada anak yang terlahir dengan kelemahan otot pada wajah
- Cedera karena kecelakaan sehingga menyebabkan luka robek pada dagu atau tulang tengkorak retak
- Cedera operasi. Umumnya terjadi pasca operasi kelenjar parotis
Seperti Apa Gejalanya?
Sangatlah penting untuk mengetahui apa gejala bell’s palsy agar dapat segera mengatasinya dan tidak memperburuk kondisi. Berikut ini adalah gejala yang mungkin timbul dan harus diwaspadai, yaitu:
- Kelemahan otot pada salah satu sisi wajah mulai dari dahi hingga ke dagu
- Wajah tampak melorot, hingga sulit untuk tersenyum atau mengangkat alis dan menutup mata
- Telinga terasa sakit terutama pada bagian wajah yang lumpuh
- Pendengaran akan lebih sensitif terhadap suara
- Penurunan atau perubahan indera perasa (lidah terasa kebal)
- Mulut terasa lebih kering
- Nyeri di sekitar rahang
- Sakit kepala dan pusing
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Kondisi ini dapat sembuh dalam beberapa waktu dan tidak menimbulkan risiko komplikasi jangka panjang. Namun, kebanyakan pengidap Bell’s palsy tidak dapat menutup mata pada satu sisi wajah yang terkena. Hal inilah yang akan menyebabkan mata kering dan berisiko pada korena yang tergores. Komplikasi lainnya akibat kondisi ini bisa berupa:
- Kerusakan permanen pada saraf wajah yang terkena
- Mengalami synkinesis, yakni kondisi di mana menggerakkan satu sisi wajah dapat membuat bagian lain ikut bergerak. Misalnya, mata tertutup saat Anda sedang tersenyum
- Buta sebagian atau seluruh mata yang tidak mau menutup karena terlalu kering atau tergoresnya kornea mata
Cara Menyembuhkan Bell’s Palsy
Untuk membantu mengurangi peradangan pada saraf wajah, dokter umumnya akan memberikan obat-obatan kortikosteroid, seperti prednisolone atau prednison. Sedangkan, untuk mencegah mata kering akibat mata yang sulit tertutup, dokter akan memberikan obat tetes mata.
Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan rencana fisioterapi atau obat jenis lainnya, seperti obat antivirus (asiklovir) ataupun analgesik untuk meredakan nyerinya.
Kebanyakan pasien Bell’s palsy dapat kembali pulih dan membaik dalam dua atau tiga minggu. Namun, untuk pulih sepenuhnya, mungkin memerlukan waktu sekitar 10 bulan tergantung dari kerusakan saraf yang dialami.
Untuk mencegah risiko terkena bell’s palsy, mulailah mempraktikkan gaya hidup sehat dengan rajin mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Segera konsultasikan keluhan Anda ke dokter spesialis saraf kami di Lamina Pain and Spine Center untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Dr. Ratih Puspa, Sp.N berpraktik di Klinik Lamina Mampang setiap hari Selasa dan Kamis pukul 17.00-20.00. Beliau akan membantu menangani masalah Bell’s palsy dan gangguan pada saraf lainnya dengan metode pengobatan yang tepat.
Hubungi kami sekarang di nomor 021-7919-6999, atau chat melalui whatsapp di 0811-1443-599.
Yuk, konsultasi langsung dengan dokter kami dan hidup bebas nyeri agar bisa beraktivitas kembali!