Neuropati diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi dari diabetes mellitus jangka panjang yang dapat mengganggu mobilitas dan aktivitas Anda.
Diabetes adalah salah satu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan benar.
Neuropati dapat terjadi di mana saja namun kemungkinan besar akan mengenai saraf yang berjalan melalui tungkai, tangan, dan kaki.
Memahami Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari dua sistem, yaitu:
- Pusat, mencakup sumsum tulang belakang dan otak
- Tepi, berada pada organ, lengan dan kaki, serta kulit. Sel-sel saraf di sini bekerja sebagai ‘kurir’ yang membawa informasi dan rangsang dari otak dan sebaliknya.
Jika terdapat masalah pada sistem saraf tepi, tubuh akan mengalami gangguan menerima rangsangan, mengganggu pergerakan otot, dan lainnya. Rusaknya atau gangguan sistem saraf tepi ini adalah neuropati perifer.
Jika Anda mengalami diabetes melitus, maka memiliki risiko lebih tinggi mengalami neuropati perifer. Selain diabetes, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan neuropati ini, yaitu kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan E, penyakit autoimun, faktor keturunan, kecanduan alkohol, dan infeksi bakteri atau virus.
Berdasarkan sistem saraf tepi yang terganggu, neuropati perifer terbagi menjadi: mononeuropati, neuropati motorik, neuropati sensorik, dan neuropati otonom.
Mengenal dan Memahami Gejala Neuropati Diabetik
Diabetes dapat memengaruhi kerja sistem saraf sensorik, motorik dan otonom. Salah satu sistem yang paling rusak akibat diabetes adalah sistem saraf tepi, yang merupakan jaringan saraf kompleks untuk menghubungkan sistem saraf pusat ke seluruh tubuh.
Inilah sebabnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala dan komplikasi di mana saja, dari jari jemari baik tangan maupun jari kaki, mata hingga alat kelamin.
Penelitian menunjukkan, neuropati dapat menurunkan kualitas hidup, terutama jika kerusakan saraf menyebabkan rasa nyeri atau sakit.
Gula darah tinggi dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi tekanan darah, dan memengaruhi komunikasi antara saraf dengan organ. Kadang-kadang kerusakan saraf dapat berlanjut hingga menyebabkan gangguan sensasi permanen, kerusakan jantung, luka, kehilangan penglihatan dan bahkan perlu melakukan amputasi.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami komplikasi neuropati diabetik antara lain:
- lamanya waktu
- usia
- jenis kelamin
- hiperglikemi (kadar gula darah tinggi)
Gejala biasanya tersembunyi, berkembang secara lambat atau bertahap dan Anda tidak menyadarinya dan saat memeriksakan diri ke dokter kadang sudah terjadi kerusakan saraf.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang mencakup motorik dan sensorik, yaitu:
- gangguan koordinasi gerakan tangan
- kelemahan tungkai bawah (foot drop) sehingga sering tersandung
- naik turun tangga terganggu
- kesulitan saat bangun dari posisi duduk atau telentang
- sulit mengangkat lengan ke arah bahu
- kebas pada area ujung jari tangan dan/atau kaki
- kehilangan keseimbangan terutama saat menutup mata
- tidak merasakan adanya luka
- kesemutan, kebas, nyeri seperti jarum yang menusuk, atau seperti terbakar
Menangani Neuropati Diabetik
Dokter akan memberikan terapi sesuai dengan kondisi, yang dapat berupa obat-obatan tertentu untuk membantu mengatasi nyeri neuropatik.
Hasil penelitian menunjukkan, program latihan fisik dapat membantu meningkatkan fungsi otot. Olahraga secara rutin juga dapat membantu mengurangi nyeri dan membantu mengontrol kadar gula darah.
Anda juga harus memantau dengan ketat kadar gula darah sebelum, selama dan sesudah berolahraga untuk mencegah kondisi menurunnya gula darah secara mendadak.
Dokter rehabilitasi medik atau spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi akan menyusun program latihan fisik dan dokter akan menyesuaikannya dengan kondisi masing-masing.
Program latihan fisik mencakup latihan fleksibilitas dan penguatan otot; aktivitas aerobik; latihan keseimbangan; dan latihan cara berjalan.
Latihan secara rutin juga dapat membantu menjaga kadar glukosa darah.
Melakukan Pencegahan
- Mengelola kadar gula darah guna membantu mencegah kerusakan permanen pada saraf, pembuluh darah, mata dan lainnya.
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Mengolah makanan dengan cara memanggang, merebus, mengukus
- Berolahraga secara teratur atau tetap aktif
- Mencegah atau mengatasi stres, misalnya dengan yoga, meditasi
- Memantau kondisi kulit pada area tangan dan/atau kaki untuk melihat adanya luka.
- Mencuci bersih area kaki dan kuku dengan hati-hati dan keringkan dengan kain bersih.
- Memotong kuku agar tidak melukai jari
Penyebab Neuropati Lainnya
Saraf terjepit dan cedera baik jatuh akibat olahraga atau kecelakaan juga dapat menyebabkan neuropati.
Neuropati akibat saraf terjepit menimbulkan gejala yang sama, yaitu nyeri menjalar, kesemutan, kebas/baal, gangguan buang air kecil dan besar, dan kelumpuhan otot.
Untuk ini Anda memerlukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti MRI guna memastikan saraf terjepit Anda.
Jangan khawatir, penanganan terkini saraf terjepit sudah semakin maju dan memerlukan sayatan kecil sekitar 7 mm saja.