Leher manusia tersusun dari ruas-ruas tulang belakang dari tengkorak hingga badan bagian atas. Strukturnya cukup kompleks, meliputi: tulang, otot, ligamen, sendi, dan bantalan sendi. Kompleksitasnya ini selanjutnya membuat leher sangat rentan terhadap terjadinya nyeri.
Bahkan data yang ada menunjukan Tak Kunjung Sembuh, 10% dari populasi orang di dunia ini, mengalami nyeri leher. Duduk terlalu lama, menatap layar komputer/ gadget secara terus-menerus, trauma, penuaan dan osteoarthritis menjadi penyebab utama. Beberapa penyakit seperti meningitis, atau kanker juga dapat menyebabkan terjadinya nyeri leher.
Meski dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-3 minggu terutama pada nyeri derajat ringan hingga sedang, jika nyeri leher Anda menetap bahkan menjadi lebih parah disertai pembengkakan, atau menurunnya kekuatan tangan ketika mengangkat beban, segera konsultasikan dengan dokter. Selain sulit menggerakan leher, nyeri leher juga seringkali ditandai dengan munculnya nyeri kepala, berulang pada penderitanya.
Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengali informasi untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat ada tidaknya pembengkakan didaerah leher, atau kelemahan otot. Pasien selanjutnya diminta melakukan beberapa gerakan kepala, ke samping, belakang ke depan.
Tidak menutup kemungkinan dokter juga meminta pasien melakukan beberapa pemeriksaan imaging untuk mengetahui penyebab nyeri leher meliputi; X-ray, CT-scan, dan MRI. Pemeriksaan laboratorium, seperti blood test dapat juga dilakukan untuk mengetahui kemungkinan inflamasi, atau infeksi yang berkontribusi pada terjadinya nyeri.
Terapi Nyeri Leher
Dokter mungkin memberikan beberapa jenis obat penghilang rasa sakit, seperti relaksan otot, antidepresan tricyclic. Obat ini memiliki efikasi yang lebih baik sebagai penghilang nyeri dibandingkan obat-obatan pereda nyeri yang di jual bebas di pasar. Selain melakukan rehabilitasi fisik, dengan tujuan peregangan leher.
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan terapi steroid. Suntikan steroid diberikan di sekitar saraf yang mengalami nyeri, atau otot, untuk membantu mengurangi rasa sakit. Saat ini beberapa pakar nyeri dunia juga merekomendasikan terapi menggunakan radiofrekwensi untuk mengatasi nyeri leher.
Pembedahan jarang dilakukan pada kasus nyeriv di leher, pembedahan dapat dilakukan jika diketahui pasien mengalami penekanan saraf, akibat herniasi diskus vertebralis tulang servikal. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), juga dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri leher. Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan gelombang listrik ringan melalui sebuah probe ke daerah yang mengalami nyeri.