Obat tulang keropos semakin berkembang seiring dengang kemajuan teknologi.
Obat tulang keropos yang sangat bermanfaat adalah dengan kifoplasti.
Patah tulang atau fraktur merupakan salah satu komplikasi dari osteoporosis. Osteoporosis atau menurunnya kepadatan tulang dapat mengakibatkan tulang menjadi keropos.
Tulang yang awalnya padat, menjadi menipis dan berongga sehingga kekuatan tulang menjadi menurun dan rentan mengalami patah atau fraktur.
Bila fraktur terjadi terjadi pada tulang belakang dapat menimbulkan rasa sakit/nyeri hebat pada bagian punggung atau tulang belakang hingga tulang belakang melengkung atau postur tubuh akan membungkuk.
Untuk membantu mengatasi atau menangani fraktur kompresi pada tulang yang keropos atau rapuh adalah dengan memberikan ‘semen’ atau kifoplasti atau vertebroplasti.
Kifoplasti hanya memerlukan waktu singkat dan dapat langsung pulang atau tidak perlu rawat inap kecuali Anda memerlukannya.
Kifoplasti, Obat Tulang Keropos
Metode kifoplasti merupakan tindakan untuk menangani fraktur yang terjadi pada tulang belakang.
Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan dan mengembangkan balon ke dalam tulang yang keropos dan setelah itu dokter akan menyuntikkan semen ke dalam ‘lubang’ yang terbentuk akibat keropos.
Seseorang yang mendapatkan tindakan ini biasanya mengalami patah tulang belakang akibat osteoporosis.
Kondisi ini menyebabkan melemahnya struktur tulang belakang atau bahkan runtuh atau kolaps.
Selain itu, juga dapat mengakibatkan rasa nyeri, kehilangan bentuk, dan berkurangnya tinggi badan akibat membungkuk.
Kifoplasti dapat membantu mengoreksi kelainan bentuk dan membantu mengembalikan bentuk tulang belakang.
Metode kifoplasti menggunakan balon khusus untuk memberikan ruang pada tulang belakang yang kolaps kemudian mengisinya dengan semen tulang.
Dokter menggunakan semen artifisial terbuat dari polimetil metakrilat (PMMA).
Balon khusus akan menjaga semen tidak keluar atau bocor ke bagian lain yang tidak memerlukan semen.
Mengapa Perlu Kifoplasti?
Gejala fraktur kompresi tulang belakang dapat sangat bervariasi. Tanda pertama seringkali sakit punggung akut yang parah yang terasa lebih baik dengan istirahat.
Meskipun jarang, tulang belakang yang roboh dapat menekan satu atau lebih saraf, sehingga nyeri juga bisa menjalar ke lengan atau kaki.
Gejala umum lainnya dari fraktur kompresi termasuk nyeri saat memutar atau menekuk, kehilangan tinggi badan, dan posisi membungkuk ke depan yang disebut kifosis.
Fraktur kompresi pada tulang belakang terjadi apabila beban tulang belakang terlalu berat.
Bisa juga akibat dari tulang belakang tidak cukup kuat untuk mendapatkan beban tersebut dalam waktu lama.
Fraktur tulang belakang merupakan kondisi tulang yang patah atau retak.
Bila hal tersebut terjadi, tulang punggung atau tulang belakang akan mengalami retakan dan tertekan sehingga tulang yang tadinya berbentuk segiempat akan berubah menjadi pipih.
Pada osteoporosis, retakan ini terutama terjadi bagian depan tulang.
Fraktur kompresi ini bisa tampak seperti remuk namun masih tetap berada pada posisi yang normal. Kondisi ini seringkali dialami oleh anda yang mengalami osteoporosis.
Meskipun fraktur kompresi dapat terjadi di mana saja di tulang belakang, fraktur ini biasanya terjadi pada area toraks (dada), yang mencakup vertebra T1 hingga T12, atau L1 hingga L5.
Vertebra yang kolaps atau runtuh menyebabkan perubahan pada penampilan tulang belakang menjadi bongkok atau membungkuk ke depan (kifosis) sehingga otot punggung akan bekerja lebih keras yang akhirnya dapat menyebabkan kelelahan atau ketegangan otot dan nyeri.
Bisa Sebabkan Saraf Kejepit
Fraktur kompresi akibat osteoporosis dapat menyebabkan saraf tulang belakang kejepit.
Jepitan pada saraf ini menyebabkan nyeri menjalar ke tungkai, kebas atau kesemutan.
Bila saraf terjepit ini tak mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan kelumpuhan.
Kadang fraktur kompresi pada tulang belakang tidak menimbulkan nyeri. Namun walau tidak ada nyeri pinggang, bila yang mengalaminya adalah perempuan usia pertengahan, tetap perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena berpotensi mengalami fraktur sehingga postur tubuh akan membungkuk dan terdapat kelainan bentuk (deformitas) tulang belakang.