JAKARTA — Teknologi bedah invasif minimal kini semakin banyak diadaptasi di berbagai disiplin ilmu medis. Tak terkecuali untuk pasien nyeri punggung dan bedah saraf.
Bisa dikatakan teknik ini merupakan revolusi besar di bidang bedah saraf, dengan tujuan mendapatkan hasil yang sama bahkan lebih baik dibanding bedah konvensional. Plus risiko yang lebih sedikit.
Sayatan dan kerusakan jaringan yang lebih kecil, lebih sedikit darah yang keluar jadi nilai lebih lainnya. Belum lagi sakit yang lebih ringan setelah pembedahan sehingga pasien tak perlu rawat inap lama.
Sejumlah ahli bedah saraf kini mampu melakukan teknik ini. Paling umum adalah untuk penyakit saraf seperti herniated disc, spinal stenosis (penyempitan di kanal saraf) dan scoliosis.
Untuk masalah tersebut biasanya pasien datang dengan keluhan sakit punggung dan atau rasa lemas di kaki. Disebutkan tulang belakang berhubungan dengan cakram atau disk yang sifatnya seperti karet yang menjadi bantalan untuk menstabilkan saraf. Bantalan ini bisa mengering seiring pertambahan usia. Inilah yang menyebabkan herniated disc dan membuat saraf iritasi.
Jika proses degenerasi terus berlangsung, taji tulang akan berkembang dan membentuk kelainan bentuk pada tulang belakang seperti halnya pada kasus skoliosis. Bagi sebagian besar pasien pengobatan konservatif adalah langkah pertama untuk meringankan gejala. X-ray, CT atau MRI akan mengkonfirmasi lokasi dan tingkat keparahannya.
Dokter kemudian mungkin akan merekomendasikan istirahat, mengurangi aktivitas, terapi fisik, pijat dan suntikan steroid. Strategi ini dapat efektif bagi banyak pasien. Tetapi setelah enam minggu, jika gejala tak hilang, maka dokter mungkin akan memberikan pilihan bedah.
Pembedahan untuk mengobati disc hernia melibatkan pengangkatan disc atau cakram yang rusak. Bagi mereka dengan kondisi yang lebih buruk, dekompresi dan penempatan spacer mungkin diperlukan untuk menstabilkan dan memfasilitasi fusi tulang belakang dan memperbaiki kelainan bentuk.
Pasien Nyeri Punggung Bisa Lebih Cepat Sembuh
Dengan teknik invasif minimal dan instrumentasi tulang belakang, prosedur tulang belakang sederhana atau kompleks kini dapat dilakukan melalui sayatan mini dari depan, samping atau belakang tulang belakang. Ini meminimalkan kerusakan yang biasanya terkait dengan operasi tulang belakang tradisional.
Pemulihan – bahkan dengan prosedur invasif minimal tulang belakang – membutuhkan waktu dan upaya dari pihak pasien nyeri punggung. Satu hingga empat minggu adalah waktu pemulihan standar. Namun, untuk hasil optimal, ikuti perintah dokter untuk mengukur tingkat aktivitas dan membatasi berbagai jenis gerakan, seperti membungkuk dan memutar.
Operasi tulang belakang invasif minimal akan sangat membantu buat pasien yang berisiko terlalu tinggi. Seperti mereka yang berusia lanjut atau obesitas. Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa berkonsultasi dengan dokter di Klinik Nyeri dan Tulang Belakang di Jalan Warung Jati Barat, Pancoran, DKI Jakarta .(*)