Pengidap Diabetes Lebih Berisiko Terserang Nyeri Punggung

JAKARTA — Para pengidap diabetes berdasarkan sebuah penelitian, 35 persen lebih berisiko mengalami nyeri punggung bawah dan 24 persen lebih berisiko mengalami nyeri leher dibanding mereka yang tidak mengalami diabetes. Penelitian itu dilakukan oleh University of Sydney.

Penelitian dilakukan berdasarkan meta-analyses dari penelitian hubungan antara diabetes dan sakit punggung dan leher dan dipublikasikan di PLOS ONE, Jumat (22/2).

Sebagian besar orang dewasa pernah mengalami nyeri punggung bawah sepanjang hidup mereka. Hampir separuhnya juga pernah mengalami nyeri leher dalam berbagai tingkatnya. Saat ini diabetes menjadi penyakit kronis prevalensi yang terus meningkat. Diperkirakan 382 juta orang mengidap diabetes yang merupakan bentuk paling sering terjadi pada jenis penyakit metabolik.

“Ada bukti tentang hubungan sebab akibat dari diabetes dan sakit punggung dan leher,” kata penulis senior penelitian tersebut Associate Professor Manuela Ferreira dari University’s Institute of Bone and Joint Research. Para peneliti berharap akan ada penelitian lebih banyak untuk mendukung hasil penelitian ini.

“Diabetes dan sakit punggung bawah tampaknya memang berhubungan. Kami tidak bisa mengatakan mengapa, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan itu,” kata Ferreira.

Nyeri Punggung pada Penderita Diabetes

“Diabetes tipe 2 dan nyeri punggung bawah memiliki hubungan yang kuat dengan obesitas dan minimnya aktivitas fisik, jadi penelitian mendatang logisnya harus mencari hubungan ini. Analisis kami menambahkan bahwa pengendalian berat badan dan aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan.”

Baca juga : Trigeminal neuralgia

Penelitian tersebut juga menemukan, obat-obatan diabetes bisa mempengaruhi rasa sakit. Besar kemungkinan karena cara kerjanya yang mempengaruhi kadar gula dalam darah, dan hubungan ini semestinya juga diteliti.

Penelitian ini juga menyarankan para profesional medis mempertimbangkan skrining untuk diabetes yang belum terdiagnosa pada pasien yang mengeluhkan nyeri leher dan punggung bawah.

“Nyeri leher dan nyeri punggung dan diabetes, makin banyak menyerang orang,” kata mitra penulis penelitian Associate Professor Paulo Ferreira dari Faaculty of Health Sciences. “Akan sangat menyenangkan jika lebih banyak sumber untuk menginvestigasi hubungan itu.

Ini mungkin akan menjadi terobosan jika ada yang meneliti hubungan antara penangaan diabetes dan serangan nyeri punggung dan sebaliknya.” (***)

Artikel Terkait