Logo Klinik Lamina Pain and Spine Center
Pengobatan Syaraf Kejepit Kini Bisa Tanpa Rawat Inap

Pengobatan Syaraf Kejepit Kini Bisa Tanpa Rawat Inap

Pengobatan syaraf kejepit sudah semakin maju.

Pengobatan syaraf kejepit kini hanya memerlukan sayatan kecil dan bius lokal saja.

Syaraf Kejepit atau HNP

Syaraf kejepit dapat menimbulkan beberapa gejala bergantung lokasi syaraf tulang belakang yang terjepit.

Nyeri pada pinggang salah satunya. Namun tidak dapat dipungkiri kalau nyeri pinggang bisa saja disebabkan oleh adanya infeksi atau permasalahan pada otot dan sendi, atau adanya kelainan bentuk tulang belakang dari lahir.

Pekerjaan yang mengharuskan Anda mengangkat beban berat, terlalu lama duduk juga memperbesar risiko Anda mengalami syaraf kejepit.

Benturan saat jatuh atau kecelakaan juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang sehingga lambat laun dapat menjepit saraf di area lumbar (pinggang) atau punggung bawah.

Faktor usia juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan syaraf kejepit.

Semua faktor tersebut dapat mengakibatkan menonjolnya atau keluarnya isi bantalan tulang dan tonjolan inilah yang menjepit saraf yang ada di tulang belakang. Dalam dunia medis menyebutnya sebagai hernia nukleus pulposus (HNP).

Pengobatan syaraf kejepit akan bergantung berat ringannya jepitan.

Gejala Syaraf Kejepit Itu Apa?

Syaraf kejepit ringan bisa tidak menimbulkan gejala. Namun saat bantalan tulang yang sudah menonjol sampai menekan saraf maka Anda sudah dapat merasakan gejala yang paling umum adalah nyeri.

Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar atau seperti ada jarum yang menusuk-nusuk. Kesemutan, baal/kebas, bahkan bila sampai menyebabkan cauda ekuina menimbulkan gangguan buang air kecil, buang air besar, hingga disfungsi seksual.

Nyeri dan kesemutan dapat menjalar dari leher hingga ke jari-jari tangan. Bila syaraf lumbar yang terjepit mengakibatkan nyeri dan  kesemutan yang menjalar hingga ke kaki bahkan kelemahan atau kelumpuhan bila Anda tidak melakukan penanganannya.

Pengobatan Syaraf Kejepit

Anda yang mengalami syaraf kejepit/HNP saat ini tidak perlu lagi khawatir, karena Indonesia sudah memiliki metode terbaru yang relatif cepat dengan risiko minimal untuk menangani syaraf kejepit, Anda dapat mengunjungi Lamina Pain and Spine Center.

*Endoskopi Tulang Belakang

Metode ini menggunakan alat endoskopi tulang belakang dan memiliki sejenis kamera yang tersambung dengan layar monitor. Dengan demikian dokter dapat melihat titik lokasi jepit saraf sehingga dokter dapat mengambil tonjolan bantalan tulang yang menekan saraf. Teknologi ini dapat membebaskan jepitan pada saraf sehingga dapat meniadakan nyeri.

Dokter akan melakukan Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD) atau dengan Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression (PSLD) untuk mengatasi syaraf kejepit di area punggung bawah atau pinggang (lumbar).

*Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD) atau teknologi Laser

Dokter akan mengarahkan sinar laser ke area bantalan tulang agar bantalan tulang mengecil sehingga tidak lagi menonjol dan menjepit saraf.

Dokter akan melakukan PLDD ini untuk mengatasi menyempitnya rongga tulang belakang atau stenosis spinalis.

*Radiofrekuensi Ablasi (RFA)

Teknologi RFA menggunakan gelombang radio dari arus listrik untuk memblokir atau membaalkan saraf-saraf khusus agar tidak dapat menghantarkan nyeri ke otak atau memblok rasa nyeri sehingga tidak dikirimkan dari ujung saraf

RFA ini dapat membantu menghilangkan nyeri yang lebih baik daripada dengan pemberian obat-obatan antinyeri yang mungkin memiliki efek samping kemudian harinya. Selain itu, RFA dapat menjadi pilihan bila Anda tidak mau terganggu oleh nyeri saat traveling.

Keunggulan Teknologi Terkini

Keunggulan metode terkini pengobatan syaraf kejepit antara lain:

-Risiko lebih minimal

-Pemulihan lebih cepat, sehingga lebih cepat untuk melakukan aktivitas kembali

-Sayatan relatif kecil hanya ± 8 mm saja sehingga luka bekas tindakan sangat kecil.

-Perdarahan minimal.

-Angka keberhasilan cukup baik

-Waktu tindakan relatif singkat, hanya ± 45 menit

-Tanpa rawat inap kecuali bila Anda memerlukannya

Pengobatan syaraf kejepit selain dengan teknologi, Anda dapat melakukan terapi fisik pasif berupa:

  • Kompres hangat atau dingin, untuk membantu meredakan spasme otot dan peradangan
  • TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation) untuk membantu mengurangi nyeri
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Untuk membantu mengatasi nyeri akibat syaraf kejepit, Lamina Pain and Spine Center memiliki juga serangkaian metode invasif minimal lainnya yaitu:

  • Injeksi steroid
  • Kateter RACZ
  • Injeksi asam hyaluronat (viscosuplementasi) untuk membantu mengatasi nyeri pada lutut
  • Injeksi PRP (platelet-rich plasma) juga untuk membantu mengatasi masalah pada lutut
  • Hidrodiseksi saraf sebagai pengobatan syaraf kejepit tangan atau carpal tunnel syndrome  (CTS)
  • Kifoplasti (kyphoplasty) untuk menangani kerusakan tulang belakang akibat osteoporosis

Pemeriksaan Dokter

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan radiologis, seperti MRI, untuk membantu menemukan penyebab dan menyusun rencana pengobatannya.

Dokter kemungkinan akan mengajukan banyak pertanyaan seputar nyeri misalnya dimana Anda merasakan nyeri, kapan nyeri ini timbul, apakah nyeri menjalar dan aktivitas apa yang memicu atau menghentikan nyeri, apakah dengan istirahat nyeri ini hilang atau tidak dan lain sebagainya.

Selain nyeri, dokter akan menanyakan pekerjaan, riwayat jatuh, kebiasaan sehari-hari, olahraga dan lainnya.

Langkah Sehat Mencegah Syaraf Kejepit

Beberapa faktor berikut dapat membantu mencegah terjadinya HNP atau syaraf kejepit:

-Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan atau kekuatan otot, seperti berenang

-Menghindari aktivitas mengangkat benda-benda berat dengan membungkukkan badan ke depan

-Menurunkan berat badan bila Anda mengalami kelebihan berat badan

-Bila harus duduk lama dalam bekerja, sebaiknya Anda menjadwalkan istirahat dan berdiri atau melakukan peregangan otot setiap 30 menit atau 1 jam.

-Menjaga postur tubuh (saat duduk, atau berdiri) tetap tegak

-Mengatur kursi dan meja kerja dengan segi ergonomis.

-Menggunakan alas kaki yang nyaman atau tanpa hak

-Hindari aktivitas banyak membungkuk misalnya saat menyapu, atau menggunakan vacuum cleaner

Artikel Terkait