Risiko nyeri punggung astronot

Risiko Nyeri Punggung Ini Mengintai Jika Ingin Tinggal di Luar Angkasa

JAKARTA — Tinggal di luar angkasa menjadi obsesi sebagian orang di beberapa belahan dunia. Termasuk bos Tesla, Elon Musk, yang selama beberapa tahun terakhir  mencoba membuat teknologi agar manusia bisa tinggal di luar angkasa. Namun ternyata tinggal di luar angkasa mengandung risiko nyeri punggung.

Beberapa astronot yang telah menjelajah ke luar angkasa cenderung banyak yang mengeluhkan nyeri punggung begitu mereka kembali ke bumi. Kini para ilmuwan mencoba menjelaskan kenapa rasa tak nyaman itu terjadi.

Penjelasannya demikian: tinggal di luar bumi akan membuat otot punggung menjadi mengkerut dan lebih berlemak.

Selain risiko itu tercatat para astronot mengeluhkan nyeri punggung bawah segera begitu mereka kembali ke bumi. Para astrorot juga terlihat punya risiko lebih besar mengalami herniated disc (Herniated Nuckleus Pulposus- HNP) alias syaraaf kejepit, demikian hasil penelitian yang sempat dipublikasikan di Spine.

Risiko Nyeri Punggung untuk Pencegahan

“NASA sedang berencana melakukan misi ke Mars dan planet lain di masa depan, hasil penelitian ini bisa digunakan untuk pencegahan di masa depan,” kata Katelyb Burkhart, penulis penelitian dari Massachusetts Institute of Technology, dan para koleganya.

Dalam penelitian tersebut Burkhart dan timnya menganalisa hasil CT scan dari punggung bawah 17 orang astronot yang melakukan perjalanan luar angkasa bersama International Space Station rata-rata selama enam minggu.

Mereka melakukan penelitian terhadap otot paraspinal, yang bergerak naik dan turun di tulang belakang dan mengendalikan gerakan dan postur tulang belakang. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa otot paraspinal para astronot menyusut  karena kurangnya gravitasi.

Pemindaian menunjukkan otot paraspinal para astronot, 5-9 persen lebih kecil dibanding saat mereka berada di stasiun luar angkasa. Namun semua otot tersebut akan kembali ke ukuran normal sekitar setahun kemudian.

Pemindaian menemukan sebagian besar astronot mengalami risiko nyeri punggung akibat penurunan ketebalan otot hingga 6-9 persen di dua bagian — quadratus lumborum dan psoas muscles. Pada saat yang sama lemak justru menebal di lokasi tersebut. Kadar lemak tetap  tinggi 2-4 tahun setelah mereka kembali ke bumi.

Kedua otot  yang menyusut tersebut berada di sisi tulang belakang dan menghubungkan kolom tulang belakang dan pelvis. Otot di belakang tulang belakang tetap memiliki ketebalan yang normal, berdasarkan penelitian tersebut.

Dalam beberap kasus, perubahan dari ukuran otot setelah kembali ke bumi setidaknya diketahui ada hubungannya dengan jumlah dan tipe olah raga yang yang dilakukan di luar angkasa. Yakni latihan beban dan bersepeda statis.

Namun olahraga selama di luar angkasa justru tidak membuat perubahan pada kepadatan otot selama di luar angkasa, menurut penelitian tersebut. (TM)

Artikel Terkait