Trigger Finger Seringnya Mengenai Perempuan?

Trigger Finger Seringnya Mengenai Perempuan?

Trigger finger lebih sering melanda kaum hawa karena rutinitasnya melakukan aktivitas harian dalam rumah tangga.

Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang berperan penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hampir semua kegiatan melibatkan gerakan tangan.

Bila fungsi dari tangan terganggu maka aktivitas Anda pun akan terkena dampaknya.

Pemakaian otot terus-menerus atau berulang dalam posisi yang sama dapat menyebabkan otot perlu bekerja lebih keras yang lambat laun dapat menimbulkan nyeri saat Anda menggerakkan jari. Bahkan Anda tidak bisa menggerakkan jari atau merasa nyeri atau trigger finger.

Trigger Finger dan Aktivitas Harian

Salah satu masalah yang sering mengakrabi jari tangan para pelaku pekerjaan yang kebanyakan menggunakan jari tangan adalah trigger finger atau jari pelatuk.

Trigger finger atau yang memiliki istilah medis stenosing tenosyvitis, menggambarkan tendon jari terkunci sehingga tidak dapat bergerak, baik saat menekuk maupun meluruskan jari.

Trigger finger seringkali menyerang perempuan usia 30 tahun ke atas. Aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, menggunting rumput, menjahit, pelaku kerajinan, dokter gigi dan menggendong bayi dapat membuat Anda memiliki risiko mengalami trigger finger.

Walau trigger finger sering pada perempuan namun laki-laki bisa mengalaminya. Misalnya saja, pemain musik (piano, gitar, dan terompet), gamer yang menggunakan mouse dan keyboard.

Trigger Finger Penyebabnya Apa?

Pada jari terdapat tendon dan selubungnya yang bekerja untuk menekuk dan meluruskan hari tangan. Tendon ini rentan mengalami peradangan sehingga tendon yang tadinya leluasa bergerak dapat kehilangan keleluasaannya ini sehingga jari tangan terkunci dalam satu posisi.

Orang ada yang mengenalnya dengan istilah jari pelatuk, jari ‘macet’, atau jari terkunci.

Trigger finger menyebabkan nyeri pada pangkal jari, terkadang Anda merasakan adanya benjolan dan mendengar suara klik saat Anda mencoba menekuk dan meluruskan jari-jari.

Hingga kini faktor-faktor yang dapat menyebabkan jari pelatuk ini sebenarnya belum diketahui dengan pasti.

Namun beberapa faktor berikut dapat menyebabkan risiko Anda mengalami trigger finger meningkat, antara lain:

  • Melakukan pekerjaan yang sebagian besar menggunakan jari tangan, misalnya ibu jari
  • Memegang benda waktu yang lama
  • Mengalami cedera pada area tangan terutama telapak tangan atau pangkal jari.
  • Kondisi medis tertentu, seperti diabetes, dan asam urat.

Gesekan berulang tersebut dapat menyebabkan area jari meradang, membengkak dan menebal atau kadang membentuk benjolan atau nodul sehingga membuat jari terkunci. Bahkan menekuk jari saat istirahat pun sudah menimbulkan nyeri.  

Jari macet ini menimbulkan beberapa gejala antara lain:

  • Nyeri pada jari tangan atau permukaan telapak sendi tengah ibu jari tangan, biasanya pada kisaran usia lebih dari 40 tahun
  • Nyeri saat Anda menekan titik trigger finger
  • Jari berbunyi saat anda menggerakkan jari, atau ‘macet’ atau terkunci dalam posisi tertekuk yang kadang terasa memburuk saat bangun tidur pagi hari. Kadang jari yang macet perlu diluruskan atau ditekan dengan tangan yang lain.
  • Jari kaku tidak bisa bergerak

Mengatasinya Dengan Cara Apa?

  • Kompres es selama 5-15 menit pada area yang membengkak dan nyeri
  • Obat antinyeri nonsteroid (OAINS) sesuai dengan resep dokter
  • Menghindari atau menghentikan (sementara) aktivitas yang memicu nyeri atau yang memerlukan Anda menggenggam atau menekan benda.
  • Menggunakan wrist splint (bebat  khusus) agar mengistirahatkan jari lebih baik
  • Melakukan gerakan peregangan yang dapat membantu meredakan atau mengurangi kekakuan dan memperbaiki rentang gerak jari yang mengalami macet.

Jika trigger finger Anda masih berlangsung walau Anda sudah melakukan perawatan sederhana, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan injeksi kortikosteroid untuk membantu mengurangi atau meredakan nyeri dan bengkak sehingga jari dapat kembali bergerak.

Dokter akan menyuntikkan kortikosteroid ke dalam selubung tendon pada pangkal jari yang ‘macet’. Jika gejala tidak membaik seiring berjalannya waktu, dokter mungkian akan melakukan injeksi kedua.

Jika keduanya belum juga menunjukkan perbaikan, berikutnya dokter akan mempertimbangkan tindakan bedah.

  • Membuat sayatan kecil pada telapak tangan dan memotong selubung tendon agar tendon mendapat ruang agar bisa bergerak lebih bebas. Hanya dengan bius lokal.
  • Bedah perkutaneus, hanya dengan bius lokal dan tidak perlu rawat inap.
  • Tenosinovektomi, merupakan pilihan tindakan untuk mengangkat selubung tendon sehingga anda bisa kembali menggerakkan jari lagi.

Artikel Terkait