Penyebab syaraf kejepit ini umumnya adalah akibat keluarnya bantalan tulang belakang. Sehingga, menyebabkan syaraf di area tersebut menjadi tertekan. Akibat syaraf yang tertekan inilah, yang menyebabkan munculnya gejala saraf kejepit atau HNP (Herniated Nukleous Pulposus) seperti nyeri. Selain nyeri, penderita HNP atau syaraf kejepit juga umumnya merasakan kesemutan, hingga kebas, di beberapa area tubuh, tergantung letak terjadinya area saraf yang terjepit. Salah satu area yang paling banyak terjadi saraf kejepit adalah area pinggang atau lumbal. Mengutip dari artikel kesehatan Verywell Health (2020) menyebutkan bahwa meskipun HNP dapat terjadi di semua area tulang belakang. Akan tetapi, kondisi tersebut lebih sering terjadi di area punggung bawah (lower back). Hal ini karena bagian tubuh tersebut paling rentan mengalami cedera atau trauma.
Mengetahui penyebab syaraf terjepit akibat cedera
Tubuh manusia membutuhkan sinyal khusus untuk dapat bergerak setiap harinya. Melansir dari artikel kesehatan Cleveland Clinic (2020) menyebutkan bahwa jaringan syaraf di dalam tubuh manusia inilah yang bekerja sebagai penerima, pengolah, penyampai rangsangan dari seluruh tubuh ke otak. Berdasarkan perannya, syaraf di dalam tubuh manusia ini terbagi menjadi dua, yaitu saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat ini terletak di dua area yaitu otak dan sum-sum tulang belakang. Fungsi dari saraf tepi yaitu sebagai koordinasi gerak tubuh sehari-hari. Selain itu, sistem saraf tepi juga berfungsi untuk menyalurkan respon dari saraf pusat ke organ tubuh. Sedangkan, sistem saraf pusat di area otak memiliki peran untuk mengendalikan tubuh, termasuk menyimpan seluruh informasi. Berbeda dengan saraf pusat di area sum-sum tulang belakang memiliki fungsi sebagai penukar informasi dari tubuh ke otak, hingga mengatur gerakan refleks. Meskipun saraf pusat ini dilindungi oleh tulang yang kuat. Akan tetapi, cedera hingga kecelakaan dapat membuat saraf-saraf tersebut menjadi terganggu.
Salah satu masalah saraf yang sering terjadi akibat cedera atau trauma adalah syaraf terjepit. Hal ini dapat terjadi karena, ketika seseorang terjatuh dan mengalami benturan di area tulang belakang dapat menyebabkan struktur tulang belakang menjadi terganggu. Ini, dapat menyebabkan bantalan tulang berpindah posisi, ketika bantalan tulang berpindah posisi atau membengkak, maka dapat menyebabkan saraf di area tersebut menjadi tertekan. Sehingga, menyebabkan munculnya gejala saraf kejepit yang sangat mengganggu.
Baca juga: Benarkah Latihan Fisik Bisa Menjadi Penyebab Saraf Terjepit?
Gejala syaraf terjepit akibat cedera/trauma
Pada kebanyakan kasus saraf kejepit, penyebabnya adalah spinal injury atau kecelakaan pada area pinggang atau kecelakan yang mengenai area pinggang. Ada beberapa gejala yang sering muncul pada penyakit syaraf kejepit, di antaranya:
- Nyeri yang menjalar dari pinggang ke area kaki
- Merasakan sensasi kesemutan hingga kebas
- Sistem gerak menjadi terganggu, biasanya penderitanya tidak bisa menggerakkan area kaki
- Melemahnya otot-otot di pinggang dan kaki
Akan tetapi, pada kebanyakan kasus, gejala syaraf terjepit biasanya akan muncul beberapa bulan setelah cedera terjadi.
Diagnosa dan pengobatan
Agar cedera yang penderita alami tidak akan menyebabkan syaraf kejepit. Maka, setelah mengalami cedera atau trauma, sebaiknya penderita segera melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter spesialis bedah saraf. Kamu, bisa melakukan konsultasi dan pemeriksaan di klinik Lamina Pain and Spine Center. Konsultasi dan pemeriksaan di klinik Lamina ini dilakukan dengan dokter spesialis bedah saraf terbaik. Selain itu, harga konsultasi online juga cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp75.000 saja! Untuk informasi lebih lanjut, silaka klik di sini!
Baca juga: 3 Latihan Fisik Ini Ampuh Atasi untuk Saraf Terjepit di Pinggang!