Logo Klinik Lamina Pain and Spine Center
Leher Kaku, Tanda-Tanda Syaraf Kejepit? Waspadai Gejalanya!

Kenali Gejala HNP Servikal atau Saraf Terjepit Leher

Gejala HNP servikal atau saraf terjepit leher paling umum adalah munculnya rasa nyeri pada bagian yang bisa menjalar hingga ke lengan. Selain nyeri beberapa orang juga mengalami gejala lainnya, seperti kesemutan dan mati rasa.

Penyebab HNP

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) merupakan penyakit yang terjadi saat bantalan lunak antara ruas-ruas tulang belakang mengalami tekanan dan pecah. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya penyempitan dan terjepitnya urat-urat saraf yang melalui tulang belakang. Sekitar 90% herniasi diskus terjadi di daerah lumbal atau lumbosakral; 8% servikal; dan 1% sampai 2% torakal

HNP biasanya terjadi pada orang dewasa. Pasien HNP dari usia 31-50 tahun 1,5 kali lebih banyak daripada pasien dengan usia 16-30 tahun. Faktor yang paling umum memengaruhi terjadinya HNP yaitu usia. Namun, ada juga faktor lainnya, seperti:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat saraf kejepit
  • Obesitas atau berat badan berlebih
  • Mengangkat beban berat dengan posisi awalan dan tumpuan yang salah
  • Melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak danberulang
  • Riwayat trauma berkepanjangan
  • Posisi leher yang tidak baik/egonomis

Baca Juga: Penyebab HNP akibat Obesitas

Gejala HNP Servikal

HNP servikal adalah penyebab umum nyeri leher dan lengan pada dewasa muda. Menurut Baert (2008), bahwa kejadian tahunan hernia diskus servikal diperkirakan mencapai 5,5 per 100.000 orang, kadang lebih tinggi untuk jenis kelamin laki-laki, dan paling sering terjadi antara usia 45 dan 54 tahun.

Ropper et al. (2014) menyebutkan bahwa akar saraf yang paling sering terlibat adalah C7 (dalam 70% kasus) dan C6 (20% kasus); 10% lagi adalah kompresi di akar saraf C5 dan C8.

Gejala HNP servikal dapat meliputi:

  • Nyeri kepala; terutama pada bagian belakang.
  • Nyeri punggung bagian atas
  • Nyeri leher, nyeri pada salah satu lengan, mati rasa atau kesemutan pada lengan yang menjalar dari leher
  • Kelemahan pada lengan.
  • Rasa nyeri, kebas, kesemutan, hingga kelemahan yang menjalar bahkan hingga kedua kaki.

Pemeriksaan HNP Servikal

Dokter spesialis bedah saraf akan melakukan beberapa pemeriksaa, seperti mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan radiologis seperti foto polos servikal, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Computed Tomography (CT) myelography. Namun, MRI merupakan pilihan utama untuk pemeriksaan penunjang saraf terjepit ini. MRI dapat secara akurat menilai struktur saraf dan diskus intervertebralis.  Dari hasil pemeriksaan tersebut, seorang ahli bedah saraf dapat lebih secara tepat menentukan strategi pendekatan dan penanganan pasien ke depannya.

Penanganan HNP Servikal

Penanganannya dapat berupa modalitas konservatif dan pembedahan. Terapi konservatif meliputi memperbaiki gaya hidup, fisioterapi, obat-obatan. Sementara itu, pengobatan dengan teknik pembedahan baru bisa dokter lakukan jika pasien merasakan sakit lebih dari 3 bulan dan pengobatan dengan obat-obatan dan fisioterapi tidak menunjukkan hasil yang baik.

Bagi kebanyakan pasien, mendengar kata operasi seringkali membuat mereka takut. Belum lagi memikirikan biaya operasi yang tak murah, biaya obat-obatan dan juga jika ternyata harus rawat inap. Sebagai solusi untuk menjawab keresahan masyarakat tersebut, pengobatan untuk atasi nyeri leher akibat saraf terjepit terus berkembang dari waktu ke waktu dan salah satunya adalah Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD) atau endoskopi servikal.

Teknik PECD, menganut dua pendekatan atau teknik yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Keduanya bertujuan untuk mengilangkan herniasi bantalan sendi tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang. Dengan bantuan penglihatan langsung melalui kamera endoskopi yang ditampilkan pada layar.  PECD ini memiliki keunggulan memiliki sayatan yang minimal, menggunakan anastesi lokal saja. Waktu operasi pasien juga menjadi lebih singkat, pemulihan cepat, kerusakan jaringan lebih minimal. PECD  ini dapat memberikan harapan yang lebih baik dibandingkan teknik

Baca Juga: HNP Cervical Diatasi Dengan Endoskopi Servikal (Pertama di Indonesia)

Artikel Terkait