Patah tulang belakang atau dalam istilah medisnya fraktur kompresi vertebra, bisa berisiko sebabkan kelumpuhan apabila tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini umumnya sering terjadi pada lanjut usia akibat pengeroposan tulang (osteoporosis). Meskipun, juga dapat dialami pada usia muda karena cedera atau trauma akibat berolahraga, kecelakaan, atau tindak kekerasan. Oleh karena itu, penting untuk lebih waspada dalam mengenali gejala dan faktor risikonya, agar Anda dapat melakukan langkah pencegahan sedini mungkin.
Gejala Patah Tulang belakang
Patah tulang belakang bisa menimbulkan gejala mulai dari ringan sampai berat. Ada kalanya Anda akan merasakan nyeri hebat dan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga menurunkan kualitas hidup. Kondisi ini paling sering terjadi pada bagian punggung (thoracal) dan pinggang (lumbal). Biasanya kondisi ini juga sangat rentan menyerang wanita usia lanjut yang telah mengalami menopause.
Berikut ini adalah gejala umum yang sering dialami oleh penderita fraktur kompresi, antara lain:
- Nyeri punggung hebat, terutama saat beraktivitas dan menggerakkan punggung
- Bengkak di lokasi patahnya tulang
- Perubahan bentuk pada tulang belakang, misalnya terlihat seperti melengkung
- Kesulitan berjalan karena punggung terasa sangat sakit yang bahkan nyerinya bisa menjalar ke pinggang
- Otot punggung terasa kaku , terutama pada bagian yang dekat dengan lokasi fraktur
- Mati rasa dan kesemutan
Risiko Kelumpuhan
Apabila Anda mengabaikan patah tulang belakang dan tidak tertangani, maka bisa berdampak buruk pada kesehatan. Sebab, patah tulang belakang merupakan jenis fraktur yang cukup parah daripada fraktur lainnya pada tubuh, sehingga Anda harus memperhatikan kondisi ini dengan serius.
Dampak atau risiko yang muncul jika tidak segera melakukan pengobatan yakni dapat mempengaruhi kinerja saraf tulang belakang sehingga terganggunya beberapa fungsi tubuh, seperti hilangnya indera peraba (sensorik), kekuatan otot (motorik) dan sistem gerak.
Kondisi yang demikian tentu dapat berujung pada kelumpuhan (paralisis) yang tentu sangat membahayakan kesehatan Anda.
Segeralah ke Dokter untuk Melakukan Pemeriksaan
Pasien yang mengalami fraktur tulang belakang, bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf di Lamina Pain and Spine Center. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh serta pemeriksaan radiologi (Rontgen, CT-Scan, dan MRI).
Tatalaksana penyakit tergantung pada gejala dan tingkat keparahan kondisi pasien, mulai dari gejala ringan, sedang atau berat. Dokter biasanya akan memberikan terapi konservatif seperti pemberian obat penghilang nyeri atau rehabilitasi medik. Namun, untuk pasien dengan nyeri hebat yang tidak merespon terhadap terapi konservatif tersebut, maka dokter akan melakukan prosedur minimal invasif yaitu kyphoplasty.
Prosedur Kyphoplasty
Kyphoplasty atau balloon kyphoplasty bekerja dengan membuat insisi atau sayatan kecil, untuk memasukkan jarum khusus dengan balon ke dalam ruas tulang belakang tepatnya ke lokasi fraktur. Selanjutnya, dokter akan mengembangkan balon guna menciptakan ruang di lokasi bedah, lalu mengempiskan dan mengeluarkan balon. Setelah itu, menyuntikkan semen ke bagian yang fraktur dengan menggunakan alat khusus bertekanan rendah. Semen khusus tersebut akan langsung mengeras dan hasilnya pun bisa langsung Anda rasakan.
Selama prosedur, dokter memantau area tulang belakang melalui panduan alat X-Ray real time untuk memastikan tindakan dilakukan dengan cara yang tepat.
Dengan kyphoplasty, Anda tak perlu takut operasi karena prosedur ini termasuk minimal invasif dengan risiko kecil terjadi komplikasi. Anda bisa berkonsultasi dengan dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS untuk penanganan patah tulang belakang secara optimal.
Silakan menghubungi Assistance Center Lamina di nomor 021-7919-6999, atau chat via whatsapp ke 0811-1443-599. Lamina juga memiliki layanan telekonsultasi langsung dengan dokter bagi siapapun yang terkendala jarak untuk kenyamanan pasien.
Semoga sehat selalu!